Pendataan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode KSA

Pendataan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode KSA merupakan kegiatan kerjasama antara Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Survei KSA adalah kegiatan pemantauan estimasi luas panen berdasarkan data pengamatan segmen dengan menggunakan Metode Kerangka Sampel Area (KSA). Tujuan dari kegiatan Pendataan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi dengan metode Kerangka Sampel Area adalah untuk memperbaiki metode pengumpulan data yang konvensional menjadi lebih obyektif, ilmiah, dan modern dengan melibatkan peranan teknologi di dalamnya, sehingga data pertanian yang dikumpulkan menjadi lebih akurat dan tepat waktu. Pendataan statistik pertanian tanaman pangan terintegrasi dengan metode Kerangka Sampel Area dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia. Komoditas yang dicakup dalam kegiatan ini hanya padi.

Pelaksanaan lapangan survei KSA dilaksanakan pada jangka waktu tujuh hari terakhir setiap bulan. Pada bulan Januari, survei KSA dilakukan sejak tanggal 25 hingga 31 Januari 2019. Jumlah sampel Kolaka Utara yang dialokasi oleh BPS Pusat dan BPPT sebanyak 21 segmen sawah. Petugas lapangan KSA Kolaka Utara terdiri dari 4 orang PCS yang merupakan mitra BPS dan 1 orang PMS yang merupakan pegawai organik. Target KSA adalah sampel segmen sawah dengan luas 9 hektar per segmen sawah yang terdiri atas 9 titik pengamatan. Survei dilakukan dengan mengamati fase pertumbuhan tanaman padi pada setiap titik pengamatan di sampel segmen. Proses pengamatan dilakukan oleh petugas dengan menggunakan aplikasi KSA yang diinstal pada HP berbasis Android. Hasil pemotretan dan pengamatan petugas kemudian dikirim ke web KSA. Hasil dari pemotretan segmen amatan kemudian diperiksa oleh PMS melalui web KSA untuk mengecek kesesuaian gambar dan fase pengamatan. Jangka waktu pemeriksaan adalah tanggal 1 – 5 bulan berikutnya. Seluruh segmen berhasil dilakukan pengamatan hingga akhir periode pengamatan. Kendala umum yang sering dihadapi pada saat pelaksanaan adalah kondisi cuaca yang tidak mendukung seperti hujan. Pada kondisi ini petugas harus menunggu hujan reda untuk dapat melakukan pemotretan titik amatan.