Badan Pusat Statistik ( BPS) sedang bersiap-siap melakukan sensus penduduk 2020 yang menjangkau seluruh penduduk Indonesia. Rencananya sensus ke-7 itu akan dilaksanakan menggunakan peralatan digital, bukan lagi mengandalkan kertas.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, peralatan digital yang dimaksud antara lain berupa aplikasi smartphone dan web. Harapannya peralatan tersebut bakal membantu pencacah lapangan yang mengumpulkan data, juga memudahkan warga yang ingin memasukkan datanya sendiri.
“Jadi nanti ada capi (computer assisted personal interviewing), itu rencananya dalam bentuk aplikasi untuk smartphone Android, jadi pencacah bisa memakai ponselnya sendiri, bukan kertas,” terang Suhariyanto saat ditemui usai Kick-Off Meeting Sensus Penduduk 2020, di kantornya, Rabu (14/2/2018).
Selain aplikasi smartphone, pihaknya juga sedang mengembangkan aplikasi web. Bedanya, aplikasi ini ditujukan langsung kepada penduduk, agar bisa melakukan pengisian data sendiri tanpa melalui pencacah lapangan.
“Ada juga dari web. Kalau nanti kesulitannya kan isu privasi atau orang banyak yang tidak ada waktu, tidak di tempat. Dengan web, rencananya mereka bisa memasukkan data sendiri,” sebutnya.
Selain rencana memanfaatkan teknologi, BPS juga masih memakai metode wawancara menggunakan kertas atau disebut juga papi (paper and pencil interviewing; teknologi geospasial untuk membuat kerangka induk pengumpulan data; serta mengumpulkan data registrasi penduduk dari Dinas Catatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri.
Sebelumnya, BPS mengungkap rencana untuk mengadakan sensus mini di 7 provinsi pada 1 Juli 2018 mendatang. Ini merupakan bagian dari persiapan pelaksanaan sensus penduduk 2020 yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.
Setelah diadakan sensus mini, yakni pada 2019, BPS akan melakukan gladi bersih untuk memastikan kesiapan sensus penduduk.